Posting kali ini saya mau cerita tentang bagaimana kami sampai “terdampar” ke Pulau Sasumpuan, Pulau Banyak, dan Pulau Makaliu. Begini kurang lebih kronologisnya:
Dua minggu yang lalu kami berencana pergi ke Pulau Poat.
- H-7: penginapan dan kapal udah fix booking by phone
- H-6: Peserta udah fix 36 ekor, itinerary udah di-publish
- H-5: mobil rental udah di-book, 6 mobil. Ready deh konvoi perjalanan malam dari Uso ke Pagimana (kalo ke Poat, harus nyebrang dari Pagimana menuju utara)
- H-4: beli snack, areng, indomie bwt makan dan bakar-bakar ikan atau sotong di pulau ntar.
- H-3: beredar rumor bahwa ada penutupan jalan menuju Luwuk di sejumlah titik.
- H-2: beneran deh jalan Kintom di block. Truk, Kontainer, Mobil proyek, mobil pribadi, mobil pemadam gak bisa lewat. Cuma angkot plat kuning yang bisa lewat #mencobaoptimisdanberharap
- H-1: #masihmencobaoptimisdanberharap, sambil berpaling ke plan B,C,dan D
Karena the show must go on, until the very last minute akhirnya diputuskan lah plan B sebagai pilihan. Meskipun dengan berat hati. Apes memang T_T
Saya gak tau apakah apes itu menular, soalnya setelah minggu lalu saya sering apes, beberapa hari terakhir orang-orang di sekitar saya juga ikut-ikutan ketiban apes. Termasuk hari ini.
(di tengah suara hiruk pikuk)
mesinketintingmerkdongfeng: teketekteketekteketekteketekteketekteketek….
S: Ambilin snack dong. Itu di plastik sebelah indomie
mesinketintingmerkdongfeng: teketekteketekteketekteketekteketekteketek….
S: Cuy, ambilin sna..
R: Woyy kompornya dimana ya?
mesinketintingmerkdongfeng: ….Hening.
Y: ……..Oh Iii-iyaa yah (sambil nyengir-nyengir kuda)
mesinketintingmerkdongfeng: teketekteketekteketekteketekteketekteketek….
S: emang kompornya dimana? Bukannya di blakang?
Y: di kamar gue. Di atas lemari. Hehehe
Semua: YAAAAHH! GIMANA SIH!mesinketintingmerkdongfeng: TEKETEKTEKETEKTEKETEKETEK…
Kalo elu lupa bawa kompor gas sementara tabung gas, telor, dan indomienya udah lu bawa, maka jangan salahin ABK kalo elu jadi bahan bully-an orang se kapal. hahahaha DL
Err ceritanya saya skip dikit, secara pas dari awal matahari naik dan saya mulai dengerin suara mesin ketintingnya somehow saya tiba-tiba jadi ngantukk. (mungkin akibat malemnya maen PS ampe jam 1) Dan perlahan lahan semuanya menjadi samar, jauh, s-l-o-w-m-o-t-i-o-n, lalu saya pun tertidur. Zzzzzz zzzz.
Ga tau berapa lama di alam mimpi, tau tau saya kebangun gara-gara suara-suara teriakan cempreng yang berisik. Saya masih setengah sadar ketika … ‘BYURR’ waduH apaan tuh yang kecebur, jangan sampe indomie ato rotinya jatoh, kata saya dalam hati. Ternyataaa, udah nyampe toh di spot #1 dan temen-temen udah satu-satu pada terjun.
.
Spot #1
Nama: *lupa (di sekitar Pulau Banyak)
Sekilas , terumbu karang dan koralnya seperti baru mulai pulih setelah di bomb sanasini 😦 Emang sih masih terkesan kelabu dan gersang. Ikan-ikan pun gak banyak yang terlihat dari atas permukaan air. Meskipun begitu, di dalem ternyata buanyak kok para penghuni ekosistem disini.
Nah tuh, baru nyemplung aja saya langsung ketemu sama salah satu favorite saya: si kuning Foxface Rabbitfish. Hmm saya baru tahu kalo ternyata ikan ini beracun, sepertihalnya keluarga rabbitfish yang lain. Untung saya gak pernah (berhasil) pegang ikan ini.
The foxface rabbitfish is a bright yellow, medium-sized fish, usually attaining an average size of 23 cm (9 in) in length. The head and front portion of its body is striped black-brown and white.[2] They retain this bright coloring throughout the day, and during the night or when stressed, like many other fishes, they have the ability to change into a mottled dark-brown color.[4] This is most likely used as a camouflage against predators, and upon waking, their bright colors almost immediately return. This species has a long, snout-like mouth used for feeding on algae and other vegetation, with the snout being particularly handy for reaching into crevices.
Caution should be used with this fish: like in all rabbitfishes, all of the dorsal, pectoral and anal fins have venomous spines. A wound from any of them can be, at the least, very painful. Despite the danger of the venomous fins, the foxface rabbitfish is generally timid and will usually retreat behind some rocks when approached. Most injuries occur when people attempt to handle the fish without wearing gloves …. (source: http://en.wikipedia.org/wiki/Foxface_rabbitfish )
Trus juga ada pufferfish atau ikan buntal. I guess this is a Bandtail puffer fish (Sphoeroides spengleri). BTW, ikan buntal itu jadi lebih imut kalo udah nge-buntal kaya duren. Biasanya ikan buntal akan nge-buntal kalo dia merasa terancam atau ketemu predator nya. Saya heran ikan buntal yang dideketin trus diphoto sama Mas Yulian ini belum juga nge-buntal =p
Selain pufferfish, clownfish juga ada lho.
Gak ketinggalan ikan Bianconeri yang selalu ada dimanapun dan kapanpun kami snorkeling di wilayah Sulawesi Tengah. Tampak sebuah keluarga kecil Dascyllus aruanus yang bahagia sedang bercengkerama di sela-sela Acropora.
Trus ada juga si mata-belo Squirrelfish (baca: tupai laut). Hmm I wonder why the marine biologist named it with squirrelfish. Apa karena matanya mirip sama tupai, agak gede dan sedikit belo?
Squirrelfish, also called soldierfish, squirrelfish [Credit: Clark Anderson/Aquaimages]Squirrelfish [Credit: Hemera/Thinkstock] any of about 70 species of large-eyed, colourful, tropical reef fish of the family Holocentridae (order Beryciformes). Squirrelfish are edible fish found throughout the tropics. They have spiny fins and rough, prickly scales; some also have a sharp spine on each cheek. Most squirrelfish are red in colour, and many are marked with yellow, white, or black. The largest species is probably Holocentrus spinifer, a Pacific squirrelfish growing about 60 cm (24 inches) long. Squirrelfish are carnivorous and nocturnal, hiding by day among the reefs. (source : http://global.britannica.com/EBchecked/topic/561828/squirrelfish)
Ada juga geng ikan hijau-apple Green Chromis yang selalu kompak. Lalu ada Canary Damsel, terus Blue Velvet Damselfish (Paraglyphidodon oxyodon) dan lain lain. Lengkap deh!
The Blue Velvet Damselfish (Paraglyphidodon oxyodon), also known as the Japanese Damselfish or the Blue-Streak Devil, is black with small blue stripes and one large white vertical stripe. As it matures, it may lose some of its coloring, fading towards brown and black… (source: http://www.liveaquaria.com/product/prod_display.cfm?c=15+28+114&pcatid=114)
Pagi itu langit cerah dan arus tidak terlalu deras. Such a perfect sunny day for snorkeling, and got sunburn. Awan-awan nge-gerombol gelayutan di langit juga di horison, menciptakan kontras dan siluet yang amazing di permukaan air yang sedikit beriak. Dengan background langit biru yang cerah, landscape disini bener-bener gak ngebosenin deh dilihat berulang-ulang. Pulau Banyak emang indah walopun namanya biasa aja. Menurut saya banyak itu masih kurang spesifik. Bisa 2,3,7, ato 90 kan? Mungkin akan jadi lebih banyak turis yang minat dan ngebet datang ke mari kalo namanya diganti biar eksak, lebih keren dan unyu. Tapi enaknya diganti apa yaa? Mau dinamain Pulau 100 kok ya kurang banyak gugusan pulaunya. Palingan hanya belasan. Apa dinamain Pulau 17 aja? Pulau 4-3-3? ato Pulau 134πy4k?? whateverlah hahahakriukkriuk #garing
Setelah puas bermain-main, kamipun bersiap angkat jangkar dan cuss ke next stop. Tapi sebelum angkat jangkar, orang-orangnya harus “diangkat” dulu satu per satu ke atas ketinting, which was a pretty hard job to do karena selain apes gak bawa kompor gas, tangga tali yang udah kami bikin pun juga ikut ketinggalan. Inilah akibatnya:
Ternyata naik ke atas ketinting di tengah laut itu gak semudah masukin gajah ke dalam kulkas yang cuma: Buka kulkasnya, trus masukin gajahnya.
.
Spot #2
Nama: Sasumpuan Island
Setengah jam kemudian kami tiba di Pulau Sasumpuan. Horeeee…
Untung om-om kapal nya punya kompor minyak, sehingga ritual masak-memasak indomie pun tetap bisa dilakukan. Selanjutnya adalah acara bebas 😀
Engga seperti pertamakali kami berkunjung ke sini, hari ini agak ‘kesiangan’ sebenernya untuk berenang dan snorkeling. Udah lewat tengah hari dan tentu arus nya sudah sangat kenceng dan gak nyaman buat lama-lama snorkeling jauh dari pantai (kecuali yang jago). Padahal rasanya seharian pun masih kurang untuk menikmati pemandangan bawah laut Pulau Sasumpuan yang menakjubkan. Terutama di daerah sekitar palung/trench. Ada lebih banyak marine speises dengan beragam rupa dan warna. Apalagi kalo kuat dan sanggup free dive 3-5 meter ke bawah. Dijamin akan ketagihan ngeliat ikan-ikan lucu, cantik, dan unik yang hidup di kedalaman 5 meter-an di bawah sana.
.
Spot #3 : beberapa meter selepas Makaliu Island
Setelah sholat, perut terisi, berleha-leha di atas pasir putih, dan foto-foto tentunya; kamipun beres-beres. Siap untuk beranjak ke pemberhentian terakhir.
Laut mulai tenang kembali. Angin sore yang dingin juga mulai berhembus. Kami pun snorkeling lagi, langsung menuju daerah sekitar ceruk/palung. Spot ini pernah kami kunjungi beberapa bulan lalu (posting lain tentang Pulau Tikus/Makaliu). Masih gak berubah. Masih tetap indah.
Common Lionfish
Scientific Name: Pterois volitans
Family: Scorpaenidae
Subfamily: Pteroinae
Category: Lionfishes
Also known as: Red Lionfish
Size: 7 to 15 in. (18 to 38 cm)
Depth: 40-150 ft. (12-45 m)
Distribution: Eastern Indo-Pacific, Florida, Bahamas, Caribbean —> (source: http://reefguide.org/indopac/commonlionfish.html)
Whoww. Seeing this make you feel that living in this country is such living in a wonderland, and suddenly forget all your tomorrow work:
Also the curious faces :
tired faces:
and the smile:
Di luar sana saya yakin masih banyak orang yang gak bisa ngelakuin apa yang mereka suka. Entah punya duit tapi gak punya cukup waktu, atau sebaliknya punya waktu tapi pas gak ada duit. Bahkan punya waktu dan duit pun belum tentu bisa kalo gak ada kesempatan. Karena pada dasarnya kebahagiaan itu kita yang ciptain, kita juga yang rasain, bukan orang lain. Sebenernya ada di dalam hati dan pikiran kita sendiri. Sederhana kan. Ahhh jadi keinget jaman kuliah dulu. Ada saat-saat ketika males dateng ke kampus, males ngerjain paper, males kuliah Thermo, males keluar kontrakan, dan akhirnya maen PS atau tidur seharian di kamar. Such simple thing could make me happy at that time 😀 until now. hahaha
Temen saya pernah bilang: ” Bahagia itu simple. Ketika elu punya waktu untuk ngerjain apapun yang elu suka, tanpa peduli pandangan dan apa kata orang lain selama elu gak ngerugiin mereka, itu namanya bahagia”
Matahari sore semakin condong, perlahan-lahan turun ke horison yang sedikit terhalang oleh awan-awan cumulus. Lumba-lumba dan ikan terbang yang sesekali muncul ke permukaan air yang semakin tenang, menemani perjalanan pulang kami. Astonishing. What a shimmering splendid day it was 😀
.
See You Handriansyah
Pada akhirnya, setiap pertemuan pasti berujung pada perpisahan. Meskipun setiap perpisahan juga belum tentu selamanya. Like you said, never say goodbye. Perjalanan ke Sasumpuan, Pulau Banyak, dan Makaliu kemarin menjadi liburan terakhir di DSLNG Project, tapi bukan pertemuan terakhir saya harap. Sampai jumpa di perjalan-perjalanan lain di tempat dan waktu yang lain. Someday in the future 😀
Terimakasih untuk inisiatif, ide, usaha, dan kontribusinya; dari Togean sampe Sasumpuan. Ntar kita cc-in deh poto-poto trip ke Poat Island :p
.
.
PS: ternyata kesialan saya masih terus berlanjut, kamera Underwear rusak, charger baterei rusak, senter hilang di laci. What next? -.-“
Barusan minggu kemarin saya jalan dari Luwuk ke Togean (4 – 10 Des 2013), saya mampir ke JOB site (Pausi Buloli). Wah, kalo tahu ada penggemar snorkling di Batui, saya ikutan trip ini.
Sebetulnya pengen nyari temen buat snorkling di kep Banggai, mungkin tiga bulan dari sekarang. Nice to read this page….
@mba camel : hahaha kami2 ini emang hobi snorkeling, kebetulan kami lagi assignment di Donggi Senoro LNG Project 1-2 th, jadi mumpung di Sulawesi Tengah ya jalan-jalan terus. Dari Bunaken, Togean, ampe kemarin ke Pulau Poat. Silahkan kalo mau ikutan trip kami. semakin hari peminatnya semakin banyak euy sekali trip ke Pulau bisa 30-an orang. Kira-kira bulan depan kami rencana mau ke daerah Bangkurung kalo gak salah di Banggai Kepulauan.
Oke deh, saya sih Insya Allah cuma tiga bulan sekali ke sana (Pasui Buloli). Kalau waktunya tepat, saya pengin join juga trip nya. No telpon saya di 081-287-105975. Mohon di infoin ya..
Terima kasih.. Camel
sama-sama mba.. kita bulan januari rencana mau ke dondolang juga. trus kemarin abis dari Pulau Dua hehe