Puasa di Gorontalo, Takbiran di Manado, Lebaran di Bunaken

Dear friends. Mohon maaf lahir dan batin yahh. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Taqobbalallhuminnawaminkum 😀

Udah pada kembali ke aktivitas normal kah? BTW, kalian pada kemana nih libur Lebaran kemaren? Mudik? Stay di Jakarta keliling dari mall ke mall nyamperin diskon Ramadhan sale? Ato malah Kerja overtime di site/office?  Apapun aktivitasnya tetep semangat yah, selalu junjung tinggi sportivitas   #ehsalahya

Buat saya, mudik ato nggak mudik ke kampung halaman ketika Bulan Ramadhan itu hal yang biasa. Itu cuma tradisi, dan untuk beberapa hal saya gak suka tradisi yang konvensional. Bongkar kebiasaan lama kalo kata Om Iwan Fals. Toh gak ada kewajiban khan dalam agama untuk melakukan mudik. Alhasil tahun 2013 ini, alih alih mudik saya dan temen-temen malah backpackeran ke Sulawesi bagian utara, dengan final destination Bunaken. Saya punya prinsip: kesempatan gak datang dua-tiga kali, jadi mumpung gak begitu jauh dari Bunaken kenapa gak ke sana aja. Mumpung masih bisa cuyy. Lucu + malu aja kalo ngelihat turis-turis bule berdatangan dari berbagai penjuru dunia ingin melihat surga tropis bawah laut Bunaken, ehh gue yang mbrojol di Indonesia , trus ari-ari nya dibuang ke Selat Makassar, dan sekarang (masih) ber KTP Indonesia malah belom pernah ke sana. Apa kata nagabonar dunia? 😀

Day 1. (06.08.13) Uso-Luwuk-Pagimana

Baru hari pertama saja kami udah dihantui perasaan harap harap cemas akibat menunggu teman yang masih tertahan di office karena belum juga diizinkan “mbolos 1/2 hari” oleh bos nya hingga H-1 menit. Beruntung perjalanan Uso – Pagimana yang normalnya ditempuh dalam waktu 3-4 jam, berhasil disingkat menjadi 2.5 jam thanks to driver rent car kami yang “gila ngebut”, yg mukanya sekilas mirip Agus Ringgo. Yahh meskipun ada korban satu orang mabok, yang penting kloter kami berhasil tiba di Pelabuhan Pagimana dengan selamat bahkan jauh sebelum jam kapal berangkat, langsung bergabung dengan teman-teman kloter 1 yang udah duluan berangkat karena harus beli makanan/logistik di Luwuk dan beli tiket ferry. Padahal misalnya kloter 2 belum dateng, kloter 1 udah ready aja nahan nahkoda kapal biar nunggu kami datang sebelum fery jalan wkwkwkwk. Oya, cost nya sekitar 650 ribu untuk rental avanza+driver+bensin dari Uso ke Pagimana di hari padat arus mudik.

CW(clockwise): Gate of Pagimana Port, Fisherman Villages, The Ship, Inside the Ship Hull, Take A rest after heart-beating 2.5 hours driving from Uso
CW(clockwise): Gate of Pagimana Port, Fisherman Villages, The Ship, Inside the Ship Hull, Take A rest and ifthor/bukapuasa after heart-beating 2.5 hours driving from Uso

FYI, setiap hari ada satu kapal ferry yang melayani penumpang dari Pagimana menuju Gorontalo, yang satu dikelola oleh operator swasta sementara yang satunya lagi dikelola oleh BUMN (under ASPD). Jadwalnya selang seling tanggal ganjil genap. Berangkat sekitar jam 7-8 malam dan jika ombak gak besar akan tiba jam 6-7 di Gorontalo. Kapal ferry yang kami tumpangi ini gak terlalu besar cuy. Saya kurang tahu pasti berapa DWT nya, namun perkiraan saya lambungnya bisa dipenuhi oleh 10 – 15 mobil. Di geladak lantai pertama tampak deretan kursi hijau sudah dipenuhi penumpang bahkan banyak yang sudah ngemper gelar kardus/karpet/kasur untuk persiapan tidur nanti malam. Kamar yang akan kami tempati ada di geladak 2nd floor. Sebenarnya ga ada fasilitas kamar yang khusus diperuntukkan bagi penumpang layaknya kapal-kapal besar, yang availabe hanyalah kamar-kamar ABK/Nahkoda/Mualim yang bisa kita sewa dengan terlebih dahulu menelpon si ABK satu-dua hari sebelum keberangkatan. Untuk kamar ukuran besar, tarif normal nya berkisar antara 300 ribu sekamar dengan 2 bed susun (bisa muat 4 orang + 2 orang lesehan tidur di bawah). Sementara untuk kamar single bed tarifnya sekitar 125 ribu (bisa muat 2 orang sih, yang satu di bawah pake kasur matras). Harga kamar exclude harga tiket yang hanya 75.000 per kepala.

Girls room with 4 bed and Air Conditioner. Electrical outlet to charge your mobile phone, camera, battery, etc
(clockwise) : In every crew’s room, you could find information/phone number to rent ship crew’s room. Boys’room –> Electrical outlet is available to charge your mobile phone, camera, battery, etc (better you bring Tee connector so that you could charge them all in the same time) . Girls room with 4 bed and Air Conditioner. Praying room

Fasilitas safety di ferry seperti life raft, fire extinguisher, hingga life boat availabe kok. Tapi saya gak lihat personal-life vest dalam jumlah banyak sesuai jumlah passenger ya. Dan saya juga gak tau apakah those safety equipment masih berfungsi apa engga ketika worst case terjadi emergency, dan kalau pun masih berfungsi apakah jumlahnya memadai? hehehe whateverlah, bismillah aja.  WC nya lumayan luas kok, air dari keran mengalir di awal dan di akhir perjalanan. Ada mushola juga. Malam itu saya apes, pas cuci muka ehh tiba-tiba airnya mati ketika akan ngebilas  zzzzzzt terpaksa harus lari lari cari akua dengan mata pedis dan wajah penuh sabun.

Day 2. Puasa Terakhir. Gorontalo – Manado

Karena masih ada satu puasa, hari terakhir, maka saya pun ke luar kamar untuk sholat dan sahur. Di luar tepat pukul 3 dinihari angin bertiup kenceng banget, ombaknya besar, goyangannya bisa bikin jatuh kalau gak hati-hati. Apesnya lagi, KFC yang dibeli tadi sore buat sahur malah ketinggalan di kamar cewe-cewe lupa diambil malemnya sebelum tidur. Pasrah setelah menggedor kamar cewe-cewe 3x gak ada yg bukain pintu dan sinyal HP juga gak ada secara lagi di tengah laut, maka saya kembali ke kamar dan bersyukur menemukan heater buat bikin popmie. Walopun gagal melihat sunrise akibat terhalang mendung di ufuk, muka kucel, rambut bau garam, baju lusuh tapi saya tetep wangi AXE donk hehe. Yap, setelah sikat gigi dengan air akua (daripada ngantri WC lama) kami turun ke pelabuhan.

Arrived at Gorontalo Port at 06.30 in the morning
Arrived at Gorontalo Port at 06.30 in the morning (10 hours)

Kondisi Pelabuhan Gorontalo cukup hectic meski tidak seramai apa yang saya kira mengingat ini kan musim mudik lebaran. Calo-calo nampak disana sini menawarkan jasa kepada siapa saja terutama yang berwajah “bingung”. Untungnya disini calo-calo tidak memaksa dengan gigih sepertihalnya di Terminal, Pelabuhan, ataupun Stasiun di daerah Jawa, Sumatera atau Bali. Cukup kita bilang: “Tidak. Terimaksih Pak “(dengan senyum) mereka pun berhenti ngejar. Beda.

Menunggu sekitar satu jam sambil foto-foto, Innova carteran pun datang. Setelah mampir ke kantor P.O Garuda Mas untuk bayar, kami pun cuss ke manado. Kontur geografis daerah Gorontalao dan bagian selatan Sulawesi Utara yang bergunung-gunung membuat banyak terdapat tikungan-tikungan tajam yang diapit kanan kirinya oleh ngarai, lembah, gunung kapur dan jurang. Bahkan tikungan yang kurang dari 90 derajat pun sering kita jumpai. Untung saja kondisi permukaan jalan terbilang mulus jarang ada lubang shingga tidak menambah kesulitan berkendara.

on the way to Manado. Garuda MAs is one of rent car provider. Contact Person: Pak Agus 085240081234. At that time we paid 1 million (include gasoline and driver fee)
on the way to Manado. Garuda MAs is one of rent car provider. Contact Person: Pak Agus 085240081234. At that time we paid 1 million (include gasoline and driver fee)

Sekitar jam 12.30 kami singgah di sebuah rumah makan.

woku belanga, ikan bakar sambal dabu-dabu (Rp 25.000)
woku belanga, ikan bakar sambal dabu-dabu (Rp 25.000 se porsi)

(bersambung)

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.